Rukun
shalat terbagi atas 13 bagian
1- Niat.
Niat adalah bermaksud melaksanakan sesuatu yang disertai dengan
perbuatan. Letaknya dalam hati, sunah dilafadzkan menjelang takbiratul ihram
dan wajib menentukan jenis sholat yang dilakukan begitu pula bilangan
raka’atnya.
Rasulallah saw bersabda: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan
tergantung pada niatnya (HR Muslim). Fungsi melafadzkan niat adalah untuk
mengingatkan hati agar lebih siap dalam melaksanakan shalat sehingga dapat
mendorong pada kekhusyu’an dan menjauhkan dari waswas.
2- Takbiratul Ihram
Yaitu mengucapkan “Allahu Akbar” pada saat memulai shalat.
Sesuai dengan Hadits riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw.
pernah masuk masjid. Lalu ada seorang lelaki masuk dan melakukan shalat.
Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah saw. Beliau
menjawab salamnya lalu bersabda: Kembalilah dan shalatlah, karena sesungguhnya
kamu belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti shalat sebelumnya. Setelah
shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi saw. dan memberi salam. Rasulullah saw.
menjawab: Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Kembalilah dan
shalatlah, karena sesungguhnya kamu belum shalat. Sehingga orang itu mengulangi
shalatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi Dzat yang mengutus Kamu
dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada
ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila kamu melakukan shalat,
bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al Qur’an yang mudah bagimu. Setelah itu
ruku’ hingga kamu tenang dalam ruku’mu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu
bersujudlah hingga kamu tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga kamu tenang
dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh shalatmu (HR Bukhari Muslim)
3- Berdiri bagi yang mampu (sehat)
Yaitu berdiri tegak. Jika tidak mampu maka shalat dalam keadaan
duduk, jika tidak mampu juga maka shalat sambil berbaring diatas rusuk kanan
menghadap kiblat. Jika tidak mampu juga maka shalat sambil tidur terlentang.
Sesuai dengan sabda Nabi saw kepada ’Imran bin al-Hushain ra
”Shalatlah kamu dalam keadaan berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dalam
keadaan duduk, jika tidak mampu maka shalatlah kamu sambil berbaring” (HR
Bukhari).
Rasulallah saw bersabda: “Jika aku perintahkan kalian atas satu
perkara maka lakukanlah sedapat mungkin” (HR Bukhari Muslim)
4- Membaca surat al-Fatihah
Yaitu membacanya dalam shalat dengan bacaan yang benar jajwid
dan tartibnya. Membaca surat al-Fatihah hukumnya wabjib bagi imam dan ma’mum
atau orang yang shalat sendirian, dibaca setiap raka’at. Semua ulama berpendapat
bahwa hukum membaca Al-Fatihah di dalam shalat adalah wajib, tidak sah shalat
tanpanya.
Rasulallah saw bersabda: “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak
membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).” (HR. Bukhari Muslim).
Dari Ubadah bin Shamit ra berkata:”Rasulullah saw shalat
berjama’ah bersama kami. Maka Rasulullah saw membaca suatu bacaan, kemudian
beliau merasa berat dengan bacaan itu. Setelah selesai, beliau bersabda:”Apakah
kamu membaca (sesuatu) di belakang imam kamu?” Kami menjawab:”Benar, ya Rasulullah.”
Beliau bersabda:”Janganlah kamu mengerjakan hal itu kecuali membaca al-Fatihah
(ummil al-kitab), karena sesungguhnya tidak ada sholat bagi orang yang tidak
membaca Al-Fatihah.” (HR Abu Dawud, at-tirmidzi).
Basmalah (Bismillah ar-rahman ar-rahim) temasuk awal ayat dari
surat al-Fatihah dan surat surat lainya kecuali surat Baraah.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra. bahwa, “Rasulallah saw.
membaca Bismillahi Ar-Rahmaan Ar-Rahiim di awal surat al-Fatihah dalam sholat,
dan beliau menganggapnya sebagai satu ayat”. (HR. Shahih Ibnu khuzaimah).
Begitu pula menurut ijma’ para shahabat Nabi saw yang telah
ditetapkan dalam al-Mushaf bahwa basmalah (Bismillah ar-rahman ar-rahim)
merupakan ayat pertama dalam surat al-Fatihah dan surat surat lainya kecuali
surat Baraah
5- Ruku
Yaitu menundukan kepala, tidak mengangkatnya dan disejajarkan
dengan punggung beberapa saat sehingga tenang dalam ruku. Begitu pula
meletakkan kedua tangan di atas lutut dengan sebaik-baiknya, lalu merenggangkan
jari-jari seolah-olah menggenggam kedua lutut.
Sesuai dengan hadist sebelumnya “Setelah itu rukulah hingga kamu
tenang dalam rukumu”.(HR Bukhari Muslim)
Dalam riwayat lain sesungguhnya Rasulallah saw menunduk sehingga
tenang di atas lututnya” (HR Bukahri)
6- I’tidal (Kembali berdiri dari ruku)
Yaitu mengangkat punggung dari ruku sehingga posisinya kembali
berdiri dengan syarat harus thuma’ninah. Sesuai dengan hadist yang tersebut di
atas “Bangunlah hingga berdiri tegak”
7- Sujud
Yaitu sekurang kurangnya meletakan kedua lutut, kedua telapak
tangan dengan seluruh jari jarinya, begitu pula dahi dan hidung ditempelkan ke
lantai dan menegakan kedua kaki serta menghadapkan ujung jari kaki ke kiblat
begitu pula berthuma’anih dalam sujud.
Sesuai dengan hadist tersebut diatas ” Lalu bersujudlah hingga
kamu tenang dalam sujudmu”. (HR Bukhari Muslim)
Dari Khabbab bin al-Aret Ra, ia berkata: “Kami pernah mengadu
kepada Rasulallah saw tentang panas batu yang kami jadikan tempat meletakan
kening kami dan telapak tangan kami, beliau tidak menerima pengaduan kami”. (HR
Muslim)
Dari ibnu Abbas ra, Rasulallah saw bersabda: “Aku diperintahkan
sujud dengan kening dan hidung, dua tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki.” (HR
Bukhari Muslim).
8- Duduk antara kedua sujud dalam keadaan thuma’ninah, sesuai
dengan hadist sebelumnya “Bangunlah hingga kamu tenang dalam dudukmu” (HR
Bukhari Muslim)
9- Membaca tasyahhud akhir (kedua), dengan syarat harus tetib
dan dengan bahasa Arab.
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia
berkata: “Rasulallah saw mengajarkan kami membaca tasyahhud seperti beliau
mengajarkan surat al-Qur’an, maka beliau besabda: katakanlah:
التَّحِيَّاتُ المباركات
الصَّلَوَاتُ َالطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ
الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا َرَسُوْلُهُ
Segala penghormatan, keberkahan dan solat adalah untuk Allah.
Salam sejahtera atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya.
Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi
bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahawasanya Muhammad itu
adalah pesuruh Allah. (HR Bukhari Muslim)
Dan sekurang-kurangnya bacaan tasyahud yang harus dibaca dan
memiliki arti yang mencakup, adalah:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ ،
سَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَّلاَمُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا َرَسُوْلُهُ
Segala penghormatan. Salam sejahtera atas engkau wahai Nabi dan
rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba
Allah yang soleh. Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku
bersaksi bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah.
10-
Duduk untuk bertasyahud akhir (kedua).
Dari Ibnu Mas’ud ra ia berkata: “Ketika kami bersama-sama
Rasulallah saw dalam shalat, kami membaca tasyahud: “salam atas Allah dari
hamba-Nya dan salam atas Jibril dan Mikail, salam atas si fulan dan si fulan,
maka beliau bersabda : “Janganlah kamu membaca As-salaamu ‘alallahi (salam atas
Allah), karena sesungguhnya Allah adalah As-salaam, tetapi bacalah : التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ (segala penghormatan untuk Allah). (HR Ad-Darquthni,
al-Baihaqi).
Dalam hadist ini kita bisa mengambil kesimpulan, jika telah
diterangkan wajibnya bertasyahud dalam shalat maka wajib pula duduk di
saat bertasyahud.
11- Membaca shalawat atas Nabi saw pada tasyahud akhir,
sedikitnya membaca:”Allahumma shalli ‘ala sayyidinah Muhammad wa ‘ala ali
sayyidina Muhammad” (Ya Allah berilah shalawat atas Sayyidina Muhammad dan
keluarganya). Hukumnya wajib dalam shalat.
Allah berfirman: “Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya” al-Ahzab 56
12- Salam
Mengucapkan salam, sekurang kurangnya mengucapkan
“Assalamu’alikum” satu kali.
Rasulallah saw bersabda: “Kunci shalat adalah bersuci, tahrimnya
adalah takbir dan tahlilnya adalah taslim.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dengan
isnad shahih)
12- Tertib
Yaitu seluruh rukun shalat yang disebut di atas wajib dilakukan
dengan tertib pada waktu shalat. Rasulallah saw bersabda: “Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Al-Bukhari)