Tidak tersembunyi lagi bahwa Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Dan tiada pula diragukan manusia terbaik adalah yang belajar Al Qur’an dan yang mengajarkannya. Sedangkan ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan menghafal. Bahkan menghafal adalah syarat bagi ilmu. Maka, Al Qur’an harus dihafal sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Berikut ini adalah beberapa keutamaan yang akan diperoleh bagi orang yang menghafalkan Al Qur’an, semoga bermanfaat.
1. Bahwasanya orang yang hafal Al Qur’an, Allah menjadikan baginya kedudukan di hati-hati manusia dan kemuliaan, tidak sepantasnya tujuan (dia menghafal Al Qur’an) untuk tujuan ini akan tetapi hendaknya tujuannya adalah wajah Allah dan negeri akhirat.
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan Kitab ini dan menghinakan yang lain dengannya.” (HR. Muslim)
2. Menghafal Al Qur’an menjadikan ucapan pemiliknya selamat dan benar dan membantu lisannya lancar berbicara dan cepat mengucapkan ayat-ayat Al Qur’an.
3. Membantu terhadap kekuatan daya ingat, dimana hafalan itu bertambah padanya, serta mudah pula bagi dia menghafal apa yang dia inginkan berupa ilmu-ilmu dan faedah-faedah.
4. Menjadikan seorang pelajar memiliki kedudukan yang lebih di antara teman-teman di kelasnya -dengan izin Allah- karena Allah membuka bagi dia dengan sebab hafalannya terhadap Kalam Allah dan menjadikan dia orang yang dicintai.
5. Sesungguhnya menghafal Al Qur’an itu menambah keimanan, pada saat dia membaca Al Qur’an.
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah keimanan mereka.” (Al Anfal: 2)
6. Orang yang hafal Al Qur’an termasuk orang yang paling baik di antara manusia dan paling mulia di antara mereka.
Firman Allah Azza wa Jalla:
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.” (Faathir: 32)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
7. Bahwa orang yang hafal Al Qur’an dijadikan imam bagi manusia, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Orang yang menjadi imam satu kaum adalah yang paling baik bacaannya terhadap Kitab Allah.” (HR. Muslim)
8. Orang yang hafal Al Qur’an termasuk orang yang paling tinggi derajatnya di antara manusia di jannah. Dimana dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur’an:
“Bacalah dengan baik dan baguskanlah sebagaimana kamu membacanya dengan tartil pada waktu kamu di dunia. Karena sesungguhnya tempatmu tergantung pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dan dia berkata: Hadits Shahih)
9. Orang yang menghafal Al Qur’an akan bersama-sama dengan malaikat yang mulia.
Dari Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang yang mahir membaca Al Qur’an, maka nanti akan berkumpul bersama-sama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang kesulitan dan berat jika membaca Al Qur’an, maka dia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy’ari berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti utrujjah, harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti kurma, tidak berbau tetapi manis rasanya. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti raihanah, harum baunya tapi pahit rasanya. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seperti handhalah yang tidak ada baunya dan pahit rasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Sesungguhnya Al Qur’an akan memberi syafaat kepada orang yang membacanya pada hari kiamat dan memasukkannya ke dalam jannah.
Dari Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
11. Sesungguhnya menghafal Kitab Allah merupakan sebab untuk menyibukkan dengannya (yakni dengan menghafal Al Qur’an) pada waktu malam dan siang, dan manusia iri hati kepadanya.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Tidak diperbolehkan iri hati kecuali di dalam dua hal: yaitu seorang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk membaca dan memahami Al Qur’an kemudian mengamalkannya baik pada waktu malam ataupun siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya di dalam kebaikan baik pada waktu malam maupun siang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Sesungguhnya dia mendapat pahala yang paling besar di antara manusia pada hari kiamat.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan berkata hadits hasan shahih)
13. Sesungguhnya orang yang sibuk dengan Al Qur’an akan mendapatkan yang paling baik di antara apa yang diberikan kepada seluruh manusia.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dan berdzikir kepada-Ku (hingga lalai) dari memohon kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan yang lebih utama daripada yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta, dan keutamaan Kalamullah daripada seluruh perkataan lainnya sebagaimana keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits Hasan) [1]
Oleh karena itu, seharusnya bagi kita semuanya untuk menjadikan sesuatu dari Kitab Allah ada pada dada-dada kita, sehingga tidak sebagaimana rumah yang kosong.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an maka ia bagaikan rumah yang kosong.” (HR. Tirmidzi) [2]
Footnote:
[1] Hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi no. 2926, dia berkata: ini Hadits Hasan Gharib, dan didhaifkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Al Misykah no. 2136 dan Adh Dhaifah no. 1335. (Lihat Sunan Tirmidzi, Maktabah Al Ma’arif cetakan Pertama halaman 654)
[2] Hadits riwayat Tirmidzi no. 2913, dia berkata: Hadits Hasan Shahih, dan didhaifkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Al Misykah no. 2135. (Lihat Sunan Tirmidzi, Maktabah Al Ma’arif cetakan Pertama halaman 651)