Duduk
dengan sorotan mata tajam
Memegang sebuah pena dan secarik kertas
Mengamati setiap gerak – gerik kami
Di sudut ruangan itu
Tak
ada dari gerombolan ini
Yang
kau katakana sempurna
Walau
hanya sepotong saja
Mengapa begitu sulit bagimu
Menyatakan cukup bagus untuk mereka
Dari bibirmu
Walau sedetik saja
Mengapa kau mencari –cari celah
kesalahan mereka
Padahal
mereka sudah begitu yakin pada dirinya
Tapi
mengapa tak pernah kau hargai
Apakah kau begitu yakin pada dirimu
Cobalah kau menjadi mereka
Mengekspresikan karyamu di hadapan ratusan mata
Lalu.. kau di cela dengan gampangnya
Rasakanlah..
Rasakanlah derita mereka
Dengarlah jeritan suara hati mereka
Jeritan penerus estafet bangsa